Selasa, 08 Desember 2009

[Cinta Dongeng, Cinta Baca] Mendongeng, Lebih Dari Sekedar Membangun Dunia Imajinasi Anak

Oleh: Deta Armatia


Jika mengangkat topik mendongeng, terbuka kembali lembaran memori masa kecil. Hampir setiap malam eyang kakung (kakek) mendongeng kepada kakak dan saya. Ritualnya selalu sama, setelah kami memakai ‘seragam tidur’ dan naik ke tempat tidur, eyang akan menyalakan lampu tidur dan mematikan lampu kamar, lalu beliau duduk di kursi sebelah tempat tidur. “Malam ini eyang akan bercerita tentang si kancil dan buaya!” kata beliau. Walau berbagai versi cerita si kancil sudah sering kami dengar, kami tidak pernah bosan mendengarkannya lagi. Sampai saat ini, dua puluh dua tahun telah berlalu, dan eyang kakung sudah tidak ada di samping kami lagi, tetapi memori ritual mendongeng sebelum tidur tersebut masih lekat di ingatan kami. Menceritakan kembali kenangan tersebut membuat kami tersenyum dan merasa dekat dengan eyang kakung.

Menurut saya banyak dampak positif dari mendongeng, terutama jika hal tersebut dijadikan ritual di dalam keluarga. Mendongeng dapat mempererat hubungan anak dengan orang tua, membangun imajinasi anak, anak dapat lebih mudah untuk mengambil nilai-nilai yang ingin kita tanamkan kepada mereka melaui dongeng, dan banyak hal positif lainnya.

Agar kegiatan ini menjadi salah satu kegiatan yang berguna bagi perkembangan anak, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses mendongeng adalah:
1. Mengumpulkan materi-materi dongeng
Materi dongeng dapat berupa cerita-cerita klasik, rakyat, fabel (cerita tentang dunia hewan) baik yang internasional maupun cerita asli Indonesia. Dapat pula materi dongeng tersebut kita sendiri yang membuat.

2. Materi dongeng yang dipilih sebaiknya memiliki nilai-nilai baik yang ingin kita tanamkan kepada anak
Contoh:
untuk menanamkan sifat pekerja kerja keras dan berpikiran jauh, kita bisa menceritakan dongeng tentang tiga babi kecil dan serigala. Dalam dongeng tersebut ada tiga babi kecil yang membangun rumah mereka. Babi pertama membangun rumah menggunakan jerami, babi kedua membangun rumah menggunakan kayu, dan babi ketiga membangun rumah menggunakan batu bata. Babi ketiga berkerja lebih keras untuk membangun rumahnya, tetapi hasilnya adalah rumah yang dia bangun merupakan rumah yang terkuat dibandingkan kedua saudaranya dan serigala jahat tidak bisa menghancurkan rumahnya tersebut, tidak seperti kedua saudaranya yang rumah mereka hancur ditiup oleh sang serigala.

3. Pelajari dongeng yang akan kita ceritakan kepada anak
Setelah kita memilih dongeng-dongeng yang sesuai dengan nilai-nilai yang ingin kita tanamkan kepada anak, pelajari dongeng tersebut. Baca berulang dongeng tersebut, sehingga kita dapat :
• menceritakannya dengan lancar.
• Fokus dalam mengangkat nilai-nilai positif dalam cerita

4. Buat suasana yang menyenangkan saat mendongeng
Hidupkan suasana, gunakan alat-alat bantu sederhana seperti bantal, seprai, selimut, lampu tidur, senter, boneka dan lain sebagainya. Contoh: ketika bercerita tentang petualangan berkemah, buat tenda dari selimut atau seprai, nyalakan lampu tidur di dalamnya. Saat mendongeng fabel sebelum tidur, di kamar yang gelap kita bisa menggunakan senter dan membuat bayangan-bayangan binatang dengan tangan kita. Ketika mendongeng, pastikan kita memahami tokoh-tokohnya, coba buat suara dan ekspresi tubuh kita berbeda untuk masing-masing tokoh.

5. Jalin interaksi dengan anak
Libatkan anak dengan dongeng yang sedang kita ceritakan. Hal ini dapat membuat anak lebih berkonsentrasi dengan cerita dan menghindari kebosanan. Contoh: Jika kita sedang bercerita tentang si kalcil dan harimau, ketika si tokoh harimau keluar, kita bisa bertanya pada anak “Hei, adek tau ngga kalau harimau mengaum suaranya seperti apa?”.

6. Beri penutup dengan diskusi bersama anak, seperti:
a. Memberi pertanyaan
b. Menanyakan pendapat
c. Mengulang nilai-nilai positif yang ingin kita tanamkan kepada anak.

Beri pertanyaan dan pendapat anak tentang dongeng yang baru kita ceritakan Contoh: Ketika bercerita tentang anak yang berbagi mainan dengan adiknya ”Tadi siapa yang baru dibelikan mainan baru oleh kakek? … (anak menjawab), lalu lanjutkan dengan pertanyaan: “Menurut adek kenapa adiknya Rafa sedih?” (anak menjawab) “Menurut adek apa yang sebaiknya Rafa lakukan?” (anak menjawab) “Menurut adek senang tidak Rafa dan adiknya ketika Rafa membiarkan adiknya ikut bermain dengan dia?” dan seterusnya. Lalu tutup dongeng dengan nasehat.

7. Jadikan ritual / aktifitas yang rutin.
Sesuatu yang rutin dilakukan akan lebih melekat di ingatan anak. Tentukan waktu yang paling sesuai bagi kita dan juga bagi anak untuk mendongeng. Kegiatan ini dapat dilakukan setiap hari menjelang anak tidur, atau setiap akhir minggu ketika orang tua tidak berkerja dan anak tidak sekolah.

Kegiatan mendongeng ini sepertinya merupakan kegiatan yang ‘remeh’, namun saya percaya kegiatan ini dapat memberi banyak dampak positif bagi anak, membentuk karakter anak, memberi inspirasi bagi anak dalam memecahkan masalah di kesehariannya, dan yang terpenting adalah mendongeng dapat membentuk hubungan yang dekat antara anak dan orang tua.

(diikutsertakan dalam Lomba Menulis Artikel "Cinta Dongeng, Cinta Baca)


note :
gambar diambil dari google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar