Rabu, 23 Maret 2011

Efek dari Kartun yang Mengandung Kekerasan

Berikut ini adalah cerita yang dapat menjadi contoh nyata bagaimana efek menonton film kartun yang memuat adegan kekerasan sangat mempengaruhi perilaku anak. Semoga menjadi pelajaran berharga untuk kita semua dan menguatkan tekad untuk makin menjaga anak-anak kita dari serangan tayangan-tayangan seperti ini.

=======================================================

Efek dari Kartun yang Mengandung Kekerasan
oleh Fetry Z. Achmad

Ini kejadian waktu hari Ahad kemarin ketika Bintang ikut Ambu untuk pengajian di sebuah masjid.

Waktu datang, Ambu melihat ada teman yang sudah saya kenal,tentu plus anak balitanya. Usianya 4 tahun, laki-laki dan sudah ada disana bersama dengan teman seusianya.

Bintang yang masih new comer, masih pengikut, apa-apa ngikutin, walaupun nggak diajak. Ambunya hanya perhatikan saja, karena biasanya anak-anak butuh beradaptasi dengan teman barunya. Walaupun, sempat digalakin juga, tapi, Bintang masih saja ngikutin.

Sekitar satu jam setelah itu, sebutlah anaknya bernama Ben, tiba-tiba ngasih jurus Ben10 yang sering ditontonnya, "Jurus Angiiinnn!!!" sambil memutar-mutar tangannya ke arah Bintang. Refleks, Bintang langsung lari dari kejaran anak laki-laki tersebut. Teman perempuan Ben tersebut, sebutlah namanya Dora, ikut-ikutan menyerbu Bintang.

Melihat itu, Bintang langsung sembunyi di belakang benteng. Tapi, sedihnya, nah lho, kok anak-anak itu malah nabok-nabokin tangannya Bintang???

Melihat itu, Ambu langsung bergegas untuk melerai dan bilang "Nggak main pukul ya sayanggg...."
Sungguh, jika masih bisa ditolerir untuk pergaulan anak, Ambu biarkan saja. Tapi, kalau sudah ada main fisik, saya turun tangan. Apalagi Bintang belum genap 3 tahun, khawatir trauma.

Saya peluk Bintang, dan bilang "Ya udah, kakak sementara nggak main dengan Ben dan Dora dulu yaaaa... Kan masih banyak anak-anak lain..".. Tak lama, Bintang memang langsung main lagi dengan anak-anak lain, termasuk dengan Ben dan Dora itu. Tapi, tetap dalam pengawasan Ambu.

Saya tahu, Ben dan Dora sebetulnya anak yang sangat baik, apalagi sudah masuk playgroup yang direkomendasikan untuk anak-anak yang di-didik sesuai dengan nilai-nilai agama kami. Tapi, karena dia mempunyai tokoh yang diidolakan itu, secara tidak langsung jadi terpengaruh.

Bukan, bukan berniat turun tangan untuk masalah anak-anak batita. Tapi, karena Bintang dalam usianya tersebut, masih dalam pengawasan, dan belum termasuk yang "wajib" bersosialisasi, makanya masih diawasi dulu. Tapi, ya itu, suka gemes dengan anak-anak yang terpengaruh dengan film kartun yang mengandung kekerasan, dan dipraktekkan dengan pukulan, cubitan, tendangan, pada teman-temannya. Untuk saya sendiri, ini adalah salah satu alasan kenapa Bintang tidak nonton TV. Jika nonton pun, sangat dibatasi, mengingat selain film-nya, iklan-iklan di TV juga tidak edukatif.

Begitu juga nonton DVD, cukup selektif. Semoga Bintang paham, mengapa Ambunya demikian selektifnya untuk melakukan aktivitas sehari-hari untuknya, sampai saatnya dia akan paham dan bisa memilah sendiri. Lebih rela deh, anaknya main pasir atau main matahari dibanding harus nonton film yang tidak edukatif, walaupun itu berlabel kartun.



note:
Gambar dipinjam dari sini