Kamis, 22 April 2010

Demi Lagu Anak Indonesia

oleh: Ning Raswani

Anak bagi saya laksana playdough, masih sangat mudah untuk dibentuk karena masih dalam masa perkembangan mental. Sangatlah wajar apabila perilaku anak sehari-hari dipengaruhi oleh apa yang dia lihat, amati, dengar dari lingkungan sekitarnya. Anak akan cenderung menirukan segala sesuatu dari lingkungan dekatnya apa saja yang membuat dia merasa suka, nyaman yang dapat memuaskan keinginan hatinya, walaupun belum tentu hal tersebut memberikan manfaat atau berdampak baik baginya dan lingkungannya.

Televisi, merupakan salah satu media yang sangat berpengaruh terhadap perilaku anak sehari-hari, karena sekian banyak stasiun TV on air non stop 24 jam; disamping ada radio, PS, internet dan lain-lainnya. Anak akan cenderung menirukan apa saja yang didengar dan dilihatnya setiap acara di televisi, tidak peduli itu acara khusus untuk anak atau bukan. Salah satu bentuk hiburan yang paling mudah ditirukan oleh anak adalah nyanyian, karena hampir setiap anak suka menyanyi. Sayangnya, lagu-lagu yang disuguhkan oleh TV lebih dominan lagu yang sebetulnya diperuntukkan bagi usia remaja/dewasa. Tidak heran apabila anak yang baru berusia 3 tahun bisa hafal semua lagu yang ditayangkan di TV. Celakanya lagi, apabila anak diminta menyanyi bebas di sekolah , dia akan menyanyikan lagu-lagu yang lagi ngetrend di pasaran, sehingga lagu –lagu anak yang indah dan sarat dengan makna yang ditulis oleh para pengarang lagu pada masa lalu itu hanya kadang-kadang dinyanyikan di sekolah untuk event tertentu saja.

Sebagai seorang ibu dari dua anak, saya merasa prihatin melihat situasi demikian. Saya berpikir, apa yang harus saya lakukan untuk mengurangi dampak negatip dari media tersebut. Selektif dalam memilihkan acara yang ditonton oleh anak, mendampingi anak saat menonton TV, mengajak diskusi tentang acara yang ditonton, sehingga tidak ditelan mentah-mentah, misalnya menonton dan menirukan lagu-lagu yang maknanya tidak jelas, belum sesuai dengan tingkat usia anak dan mengapresiasi lagu-lagu yang bagus dan memiliki makna yang baik.

Melihat situasi yang mana lagu-lagu anak yang baru kurang banyak dibuat, terbetik dalam pikiran , mungkinkah saya bisa menulis lagu yang memiliki makna yang baik dan dapat memberikan inspirasi positip bagi perkembangan pikiran anak dan tidak sekedar sebagai hiburan semata-mata? Persoalannya, saya tidak memiliki pengetahuan sedikitpun tentang dunia seni musik. Saya belum pernah sama sekali belajar tentang musik.Yang saya tahu hanya sebatas do re mi fa sol la si saja. Latar belakang pendidikan saya di bidang farmasi dan sampai sekarang pun saya masih bergelut dengan pekerjaan di bidang farmasi. Mungkinkah? Mungkinkah? Rasanya tidak mungkin. Namun, pikiran saya selalu terbayang-bayangi oleh keinginan tentang keberadaan lagu anak yang baik. Jadilah saya kuatkan niat untuk mewujudkannya. Walaupun tidak pandai menyanyi, namun seperti anak-anak pada umumnya, sejak kecil saya juga suka bersenandung (bhs.Jawa : rengeng-rengeng) pelan, malu didengar orang lain, karena suara yang tidak berkualitas. Kebiasaan tersebut masih terbawa terus hingga kini, karena itu sebagai bentuk hiburan bagi diri sendiri. Waktu yang paling menyenangkan untuk bersenandung adalah saat mengerjakan pekerjaan di pagi hari, misalnya saat memasak, mencuci baju dan juga saat mandi.

Di tahun 2007, anak-anak saya tidak pernah ketinggalan menonton acara lomba menyanyi di TV dan di akhir tahun 2007 mereka merengek-rengek mau ikut audisi. Wah, repot nih. Kesibukan saya bekerja tidak memungkinkan anak untuk mengikuti berbagai lomba yang sangat merepotkan dan ditambah lagi persaingan yang begitu ketat tersebut. Belum saatnyalah untuk anak-anak mengikuti lomba yang demikian.

Kebiasaan anak-anak yang suka bernyanyi itu menambah dorongan bagi saya untuk menjawab pertanyaan saya di atas. Mungkinkah? Apa salahnya kalau saya coba. Dengan modal do re mi fa sol la si saya mulai mencoba menulis lagu. Pada awal tahun 2008, setiap pagi saat bangun tidur selalu muncul ide-ide yang mengusik hati saya Sayang rasanya kalau hal itu dibiarkan hilang begitu saja; sedikit demi sedikit berbagai ide yang muncul itu saya kumpulkan. tidak terasa di akhir tahun terkumpul cukup banyak.

So, what’s next? Saya tidak tahu apakah tulisan saya itu memiliki nilai? apakah memenuhi persyaratan sebagai layaknya lagu-lagu ynag lain? Saya tidak tahu. Saya memberanikan diri untuk cerita ke seorang teman yang saya anggap cukup bijaksana dan bersedia membantu saya, dia menyarankan saya untuk mencari bantuan musisi. Mencari musisi ternyata cukup sulit juga. Beberapa kenalan musisi sangat padat kesibukannya sehingga tak dapat membantu saya. Baru pada akhir tahun 2009, seorang teman memiliki kenalan yang bersedia membantu saya, dengan catatan tidak bisa dikerjakan dengan cepat karena kesibukan dia.

Tahap berikutnya adalah proses rekaman. Untuk mengajak anak saya mau merekam lagu-lagu saya tidaklah mudah, karena anak saya tahu bahwa ibunya bukan seorang seniman. Mereka meragukan saya. Dengan membujuk pelan-pelan akhirnya anak saya bersedia asalkan ditemani oelh temannya. Baiklah, satu persoalan selesai. Persoalan lain, saya juga tidak tahu studio musik yang baik. Dengan bertanya sana sini akhirnya saya peroleh informasi tentang studio yang cukup baik. Jadilah, rekaman dimulai. Proses rekaman memakan waktu cukup lama, karena kesibukan anak-anak bersekolah dan di hari libur kadang-kadang anak-anak juga berkegiatan.

Setelah proses rekaman selesai, saya mendesain cover CD bersama anak-anak saya dan memperbanyak CD untuk diberikan ke beberapa kenalan. Namun belum bisa berhenti sampai disitu . Untuk apa CD yang sudah jadi tersebut? Beberapa teman yang mendengarkan lagu-lagu saya memberikan tanggapan positip dan mendukung untuk mempublikasikan lagu-lagu itu. Saya berpikir lagi dan di waktu senggang saya searching di internet. Kira-kira lembaga apa yang bisa bisa mem-follow-up lagu-lagu tersebut. Saya hubungi WALHI. Alhamdulillah mendapat sambutan sangat positip. Semoga terlaksana nanti akan dilombakan dalam rangka HARI ANAK NASIONAL pada bulan Juli mendatang. Disamping itu saya email ke KOMPAK, untuk sharing pengalaman saya dan berharap dapat memperoleh dukungan untuk karya-karya saya.

Semoga sharing ini bermanfaat bagi pembaca semua. Semoga tulisan ini dapat menyemangati orang tua di seluruh Indonesia, bahwa kita memang harus berusaha keras untuk pendidikan anak. Tidak mungkin jika kita menyerahkan anak pada lingkungan media dan hiburan yang ada pada saat ini. Kita mampu melahirkan mereka, tentu kita mampu untuk memberi mereka pendidikan yang terbaik. Semangat inilah yang ingin saya bagi kepada para pembaca semua. Untuk mendengarkan sebagian lagu saya secara online bisa meluncur ke 4shared.com dengan judul : "suara anak dunia" atau "the voice of the world's children"

22 April 2010
Salam
Ning Raswani
raswanining@yahoo.com


note: gambar dipinjam dari google