Senin, 29 Juni 2009

[EVENT] Kuis "Media Diet for Kids"

Komunitas Peduli Media (Hiburan) Anak dan Penerbit Serambi mengadakan Kuis "Media Diet for Kids". Kuis ini diadakan untuk mengajak member KOMPAK agar terus meningkatkan perhatian kepada media anak, sekaligus mengajak member yang telah peduli untuk menularkan ilmu dan pengalamannya kepada masyarakat luas.

Persyaratan Umum
1. Lomba terbuka untuk anggota komunitas KOMPAK (via facebook/milis/multiply) yang berdomisili di Indonesia atau memiliki alamat di Indonesia.
2. Tema Tulisan : Tips & trik/kiat mengontrol media (cetak dan elektronik) hiburan bagi anak-anak berdasarkan pengalaman pribadi (bagi yang belum mempunyai anak bisa menuliskan pengalaman saudara/adik/keponakan)
3. Ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar, bentuk tulisan: non fiksi, merupakan karya sendiri yang belum pernah diterbitkan oleh media manapun serta tidak sedang diikutkan dalam lomba lain. Tulisan juga bukan karya terjemahan.
4. Peserta hanya diperbolehkan mengirim 1 (satu) naskah.
5. Semua naskah yang masuk akan di posting disini serta page komunitas KOMPAK di Facebook dan Multiply.
6. Keputusan juri mengikat dan tidak dapat diganggu gugat.
7. Naskah yang masuk menjadi milik KOMPAK.

Persyaratan Teknis
1. Artikel diketik 1 1/2 spasi Words, Times New Roman ukuran 12
2. Panjang naskah 2-4 halaman.
3. Apabila penulis menggunakan sumber bacaan lainnya sebagai referensi maka harap mencantumkan reference/sumber bacaan tersebut dalam daftar referensi/pustaka pada akhir Tulisan.
4. Artikel dikirim sebagai attachment email dan identitas penulis di tulis terpisah di badan email.
5. Batas waktu penerimaan naskah tanggal 15 Juli 2009
6. Naskah dikirim ke KOMP4K09@gmail.com CC rasti812@gmail.com dan wiwit.wijayanti@gmail.com dengan subject “Artikel Media Diets for Kids” disertai dengan keterangan dimana anda menjadi member KOMPAK (facebook, multiply atau milis) dan username yang digunakan.
7. Pemenang akan diumumkan di Facebook dan Multiply (Group page) serta milis pada tanggal 31 Juli 2009
Hadiah (Persembahan Penerbit Serambi)
Pemenang I : Buku "Media Diet for Kids" karya Teresa Orange & Louise O'Flyn dan 3 buku parenting
Pemenang II : Buku "Media Diet for Kids" karya Teresa Orange & Louise O'Flynn dan 2 buku parenting
Pemenang III : Buku "Media Diet for Kids" karya Teresa Orange & Louise O'Flynn dan 1 buku parenting
Pemenang Hiburan (2 orang) : Buku "Media Diet for Kids" karya Teresa Orange & Louise O'Flynn

Kami tunggu segera kiriman artikelnya yaa...

salam KOMPAK! :)

Lagu Anak Indonesia

Saderek..

Rasanya penciptaan lagu anak Indonesia yang bermutu sudah mati suri lama sekali...jadoel banyak lagu anak Indonesia - Klasik yang syairnya indah iramanya simple dan sesuai anak serta mudah diingat.seperti lagu-lagu ciptaan AT Mahmud, Ibu Sud, Pak & Bu Kasoer..lalu di tahun 70-an eranya penyanyi cilik Chicha Koeswoyo, Adi Bingslamet, Diana papilaya dll... 80-an ada lagu-lagu ciptaan Papa T-Bob..dengan andalan abang tukang bakso dan diobok-obok-nya Joshua....

Semakin kemari, semakin garing dan tandus...kalau pun ada album/lagu anak bermutu isinya ya daur ulang dari lagu-lagu klasik...atau lagu-lagu anak dari luar negeri...perkembangan lagu anak-anak Indonesia sendiri mati suri...=(

Akhirnya banyak anak Indonesia lebih suka menyanyi lagu-lagu orang dewasa...untuk sebagian orang mungkin berpendapat "lucu" atau " so cute"..melihat anak kecil bernyanyi fasih lagu-lagu dewasa...lucu memang tetapi menyedihkan...karena lagu dan menyanyi adalah bagian dari hidup anak...syair dalam lagu merupakan alunan cita,rasa dan asa di dalam dunia anak...bisa dibayangkan kalau anak tiap hari mendengar dan menyanyi lagu-lagu dewasa...??? tak ada lagi keindahan dunia anak-anak di benak mereka..berulang terus...garing dan tandus...=(

Ini saya repost salah satu keresahan dan keprihatinan ortu terhadap ragam jenis lagu hiburan yang dinyanyikan anak-anak Indonesia...silahkan berpendapat dan berdiskusi sehat...=)

Besok, tanggal 2 Mei 2009 adalah Hari Pendidikan Nasional. Untuk memperingatinya, Grup STOP !! JANGAN BIARKAN ANAK2 MENYANYIKAN LAGU DEWASA... menghimbau untuk memasang status di fb yang isinya ajakan supaya anak-anak jangan menyanyikan lagu dengan lirik orang dewasa. Aku yang sangat sepakat dengan hal ini, dengan mantap-nya telah memasang status tersebut sehari lebih awal.

Memangnya kenapa sih anak-anak tidak boleh/tidak baik menyanyikan lagu-lagu orang dewasa? Dari berbagai sumber yang aku baca, aku menyimpulkan bahwa lirik lagu dewasa itu berbahaya karena tidak sesuai dengan perkembangan anak. Anak yang seharusnya belum mengerti percintaan jadi terkarbit memahaminya. Menyelami rasa berbunga-bunga karena jatuh cinta dan menye-menye karena patah hati. Terus memangnya kenapa kalau mereka merasakannya?

Ada beberapa kasus yang aku pernah dapatkan. Seorang anak TK marah kepada gurunya karena dilarang mencium pacarnya. Sepasang kekasih yang (juga) masih sama-sama duduk di TK sangat bersuka cita bertukar ungkapan "I love you" lengkap dengan kiss bye-nya saat berpisah di gerbang sekolah. Anak yang duduk di awal SD tak bersemangat minum obat karena kekasihnya tak menjenguk saat dia sakit... Sesuatu yang mestinya masih jauh dari jangkauan pikiran dan perasaan mereka namun telah mereka lalui karena pengkarbitan dari media yang mereka dapatkan.

Siapa lagi yang bisa melindungi mereka kalau bukan kita, pra orang tuanya? Seringkali aku mendengar alasan dari orang tua yang anaknya fasih menyanyikan lagu dewasa karena memang difasilitasi oleh orang tuanya "Lha kan sekarang ga ada lagu anak-anak. Kasihan lah mereka kalau harus dengar lagu itu-itu terus."

Yakinkah kita bahwa mereka akan bosan? Apakah bukan karena kita yang bosan karena mendengar lagu-lagu itu terus? Lagu AT Mahmud, Bu Kasur, Sherina, Tasya, Kak Nunu, lagu-lagu daerah masih banyak sekali ditemukan di toko kaset. Belum lagi lagu-lagu anak berbahasa Inggris. Kalau itu masih kurang, masih ada VCD operet Bobo, Backyardigans, Strawberry Shortcake, dll yang menyajikan banyak lagu-lagu indah dalam cerita-ceritanya.

Alhamdulillah kami bisa menerapkannya di rumah. Vari hanya mengenal lagu dewasa yang digunakan sebagai jingle iklan saja. Dia tak pernah kehabisan lagu untuk didendangkan dimanapun dia berada. Apakah kami bosan mendengarnya menyanyikan lagu yang sudah kami kenal sejak masa kami anak-anak dulu? Tidak juga tuh. Malah rasanya bahagia sekali bisa duet atau membuat vocal group dengan Vari, menyanyikan lagu anak-anak. Tanggapan Vari saat melihat Idola Cilik "Ada kejanggalan disini, masak anak-anak nyanyi lagu dewasa, yang orang dewasa nyanyi lagu anak-anak. Gimana sih?"

Jadi, yuk, jangan biarkan anak-anak kita menyanyikan lagu dengan lirik dewasa! :)

Bagaimana Mengajak Anak Menyanyi?

Berikut tulisan Bimo Suryojati yang dicopas dari diskusi di KOMPAK group di facebook

===============================================

saya belum punya anak, dan juga bukan ahli anak, tapi cukup merasa prihatin dengan kondisi industri hiburan saat ini yang tidak berpihak pada anak-anak.. terutama televisi..

saya mau ikut2 usul soal "tantangan memperkenalkan lagu anak2".
saya yakin sekarang ini pasti sulit sekali ngajari anak2 nyanyi lagu anak2, sementara tanpa diajari siapa2 anak2 tiba2 hapal dan lancar nyanyi lagu2 dewasa populer... hehehe kecolongan sama TV..

sepemahaman saya dari bertahun2 sekolah ;p, anak-anak
memiliki kemampuan merekam dan mengingat lebih baik
daripada orang dewasa, karena itu stimulus sekecil
apapun apabila cukup "menarik/kuat" bagi anak2, maka akan
dengan mudah mereka mengingat.
nah "menarik" adalah kata kunci pertama.

kedua,ada sebuah pertanyaan, berapa jam kira2 orang
tua kuat ngajari anak2 menyanyi lagu anak2? apakah
intensitas waktunya bisa seimbang atau bahkan melebihi
intensitas anak mendengar dan melihat televisi?
kata kunci kedua menurut saya adalah "intensitas"

yang ketiga, seperti kita tahu, industri budaya populer telah menjadi semacam kiblat bagi pergaulan sosial, terutama remaja, tapi juga ternyata pada anak2 masa kini... artinya, ini telah menjadi semacam rantai komunal yang tak berujung (halah..:p),
misal kita telah susah payah mencegah anak2 melihat tivi, tapi ketika anak ke sekolah, atau bermain dengan peer group, atau jalan ke mall, atau nimbrung dialog dnegan kakak2 mereka, maka "informasi2" dari televisi akan disampaikan oleh mereka...
dan siapapun dalam sebuah kelompok permainan yang tidak tahu atau ketinggalan informasi, maka akan dianggap tidak gaul atau tidak se"level" dengan teman2nya. (ketoknya dicap tidak gaul lebih mengancam bagi anak2 sekarang daripada dicap sebagai anak bodo..hehe iya ga ya?)
nah kata kunci ketiga adalah "komunal alias keroyokan alias rombongan jamaah".

nah usul saya tentang bagaimana mengajari anak2 menyanyi atau mengenal lagu anak2 bisa dilakukan dengan teori dari tiga kata itu,yaitu "menarik","intensitas" dan "keroyokan".
maksudnya, untuk bisa mengalahkan ketertarikan anak2 untuk menyanyikan lagu2 dewasa, maka lagu anak2 harus juga menarik atau kuat (bisa dari materi lagunya, bisa juga dari cara mengajarkannya)..
yang berikutnya adalah intensitasnya juga harus cukup dan kontinyu, agar tidak mudah terlewat atau terlupa oleh anak dan akhirnya kalah oleh lagu2 dewasa yang tiap hari mereka dengar dari tv, radio, teman2, ato juga dari ortu mereka sendiri pas lagi mandi..hehehe

yang trakhir, harus dilakukan secara massif, alias bareng2.
karena akan sulit kalau cuma dilakukan sendiri2.
mungkin akan lebih baik kalau dilakukan bareng2 dalam komunitas terdekat, misal dalam satu wilayah kampung, satu sekolah anak2 dsb, agar anak2
merasa yakin dan mantab bahwa yang dia pelajari (lagu anak2) adalah sesuatu yang baik dan benar alias gaul (karena semua teman2 dan lingkungan terdekatnya juga belajar lagu itu)..

tetapi semuanya itu tergantung dari orang tua, mau atau tidak.
seperti kata mbak wit, kalau orang tua saja sudah menganggap lagu anak2 itu lagunya anak TK, dan sudah sepantasnya kalo anak2 SD nyanyi lagu
dewasa...ya sudah...susyah...hihihi

wah kok panjang ya..
mohon maap kalo ada salah2 dan sok tahu.
sekali lagi cuma mencoba urun rembug dari pemikiran orang yang belum bergelut secara langsung dengan anak2..
hehehe
maap maap
sekali lagi maaf kalo sok tahu...:p

maju terus anak2 indonesia!!!