Selasa, 29 Desember 2009

[Cinta Dongeng, Cinta Baca] Cinta Baca Sejak Dini

Oleh : Syasya Azisya

“Mohon maaf bunda, aku mau ke tempat sepi dulu ya...” kata anak saya Mirza ( 5 thn) lalu ngeloyor pergi. Setelah beberapa saat dia kembali sambil cengar-cengir sendiri.
“Tadi Mas Mirza habis ngapain sih? “ tanyaku penasaran melihat tingkah lucunya itu, tiba-tiba pamit menghilang dan kembali lagi dengan senyum cengar-cengirnya.
“Mas Mirza tadi abis buang gas bunda....” jawabnya tertawa, kini dia tertawa seperti puas berhasil melakukan suatu hal besar.
“Oalah... abis buang gas to.. pinter mas..kalau mau buang gas pergi dulu yang jauh ya...” jawabku.
“Iya bunda, kan Mas Mirza ingat yang dikatakan di buku itu.. itu lho bun buku yang 'Aku Tidak Kentut Sembarangan' “ jawabnya.

Saya memang telah membiasakan membacakan buku pada anak-anak saya sejak mereka masih dalam kandungan. “Mengapa sejak dalam kandungan dan apa ngaruhnya sih masih di dalam perut kok dibacakan buku?” mungkin akan ada pertanyaan seperti itu. Jawaban saya untuk pertanyaan itu adalah : Bukankah Ibu adalah sekolah pertama untuk anak-anaknya? Oleh karena itu kita sudah harus memainkan peran sebagai sekolah bahkan sejak anak masih dalam kandungan. Selain itu saya yakin bahwa meski masih janin, dia bisa mendengar apa yang saya bacakan. Sembari mengelus lembut perut yang membuncit saya bacakan cerita-cerita anak khusunya yang mengajari anak agar berakhlak dan perilaku yang mulia, seperti buku “Jangan Kentut Sembarangan “ itu salah satunya.

Begitu banyak manfaat membacakan cerita yang telah saya lihat pada diri anak-anaknya. Salah satunya anak menjadi berperilaku positif seperti yang dicontohkan melalui bacaan. Hal lain yang saya rasakan manfaatnya pada diri Mirza adalah kemampuannya mengingat kosa kata bahkan kalimat dan keseluruhan isi cerita yang ada di dalam buku. Mungkin anda tidak percaya, tapi sungguh saya tidak bohong. Mirza hafal seluruh isi dialog buku cerita tentang Mino, hafal diluar kepala. Bahkan saya sering sengaja menyalahkan satu atau dua kata, dia akan segera mengoreksinya.

Dengan membiasakan anak membaca saya yakin anak akan memiliki kecerdasan linguistic yang memadai. Kecintaannya kepada bacaan akan tumbuh dan terus berkembang bila orangtuanya terus memberikan stimulus pada mereka. Bacaan adalah sumber ilmu. Saya percaya bahwa tidak ada orang yang sukses yang tidak gemar membaca. Adnan Oktar atau yang terkenal dengan nama Harun Yahya adalah orang yang gemar membaca, Helvy Tiana Rosa, Asma Nadia, Faudzil Adhim. Gola Gong bahkan presiden SBY adalah penggemar bacaan. Oleh karena itu bila ingin kesuksesan menyertai anak kita kenalkan dan ajak anak untuk mencintai bacaan, tentu saja bacaan yang bermutu.

Kita tidak perlu menunggu anak berusia lima atau enam bulan untuk bisa membacakan sebuah buku. Kita bisa mulai mengenalkan membaca kepada anak sejak awal kelahirannya.Pada masa komunikasi prasimbolik setiap rangsangan komunikasi member pengaruh yang sangat besar bagi ketrampilan komunikasi anak, termasuk di dalamnya kemampuan berbahasa dan bepikir. Membacakan buku kepada dengan suara dikeraskan (reading aloud) selain bermanfaat sebagai rangsangan komunikasi yang baik, juga mendorong anak menyukai membaca [Faudzil Adhim, 2004].

Manfaat reading aloud ini bahkan secara langsung dirasakan oleh seorang ibu bernama Marcia Thomas yang berasal dari Memphis, Tennesse cukup menarik untuk kita simak. Sebagaimana dikutip oleh Jim release dalam The Read Aloud Handbook, Marcia Thomas bercerita,
“Anak kami, Jennifer lahir pada September 1984. Jennifer lahir dengan down syndrome. Pada usia dua bulan, kami diberi tahu bahwa Jennifer hamper-hampi mengalami kebutaan, tuli dan keterbelakangan mental yang parah. Setelah kami membaca buku The Read aloud Handbook tentang pentingnya membacakan buku kepada anak, kami memutusan untuk memberikan “diet “ kepada anak kami dengan sekurang-kurangnya membacakan sepuluh buku sehari. Ketika itu Jennifer harus menjalani rawat inap di rumah sakit selama tujuh minggu karena jantung dan bedah korektif. Kami mulai membacakanbuk kepadanya saat dia masih menjalani perawaran intensif dan manakala kami tidak bisa menemaninya, kami meninggalkan tape berisi rekaman cerita dan meminta kepada perawat untuk menghidupkannya untuk anak kami”
Usaha yang dilakukan oleh Marcia Thomas ini ternyata tidak sia-sia. Pada usia SD, anaknya selalu memperoleh nilai tertinggi untuk pelajaran membaca. Tidak ada kegemaran yang lebihdisukai oleh Jennifer melebihi membaca. Kisah Jennifer ini menunjukkan bahwa membaca atau tepatnya membacakan buku kepada bayi, tidak saja dapat menumbuhkan minat baca yang tinggi. Lebih dari itu, membaca buku bisa meningkatkan kecerdasan anak dan bahkan dapat dipakai sebagai terapi untuk balita bermasalah.

Saya juga sangat terinspirasi oleh kisah Hellen Keller. Seorang yang bisu, tuli sekaligus buta tapi ternyata mampu menjadi seorang yang sukses. Apa sih kunci kesuksesannya itu? Ternyata karena dia sudah sering “dibacakan” buku oleh gurunya. “Dibacakan” di sini maksudnya bukan dibacakan (reading aloud) karena kondisinya yang tidak memungkinkan itu namun dibacakan dengan mendiktekan dengan cara bahasa isyarat yang disentuhkan di tangannya. Benang merah dari semua itu adalah bahwa ajak anak untuk membaca sejak kecil, sedini mungkin, terutama di usia golden agenya di mana saat itu anak akan mudah menyerap ilmu dan kebiasaan yang kita tanamkan untuk mereka.

Adapun beberapa upaya yang bisa kita lakukan untuk menumbuhkan minat baca pada anak-anak kita sejak dini yaitu :

Buka buku bersama anak
Setelah anak kita mulai tumbuh besar, kegiatan membaca buku bersama bisa kita lakukan secara berkala. Lama kelamaan kegiatan ini akan menjadi sebuah kegiatan yang mengasikkan. Saya sendiri menjadikan kegiatan membaca buku bersama anak saya sebagai momen-momen yang paling saya tunggu-tunggu. Setelah lelah seharian bekerja di kantor, malam harinya sebelum tidur, anak saya Mirza selalu meminta untuk dibacakan buku bersama saya. Ketika usianya sudah memasuki masa kritis, saat umurnya 4 tahun. Segala apa yang saya bacakan untuknya selalu memicu pertanyaan-pertanyaa kreatif yang akan keluar dari bibir mungilnya.

Pilih bacaan yang tepat
Begitu banyak buku yang beredar di pasaran, membuat kita sebagai ibu harus selektif memilihkan bacaan yang tepat untuk buah hati kita. Pilihlah bacaan yang tidak hanya mampu memberikan hiburan atau kesenangan untuk anak kita, namun juga bergizi tinggi dan dapat membentuk kepribadian dan akhlak yang baik untuk anak-anak kita. Sekarang ini sudah banyak buku-buku cerita anak dengan konten seperti itu, kebanyakan yang sering saya bacakan untuk anak-anak saya adalah buku-buku terbitan Mizan.

Ajak anak untuk berwisata buku
Mengajak anak berwisata tak melulu harus pergi ke tempat-tempat wisata yang mahal, yang meski mempunyai nilai edukatif namun juga akan mengosongkan isi kantong kita. Be smart buns.. pilihkan alternative lain untuk berwisata bagi anak yang murah, meriah namun memiliki nilai edukasi yang tinggi? Apa ada sih tempat yang seperti ini?
Ada, jawabannya adalah toko buku. Saya berusaha menurunkan kesenangan saya ini kepada anak-anak saya dengan maksud agar mereka mau mencintai buku sebagai sumber ilmu dan menjadikan membaca tidak hanya sebagai hobi tapi menjadi sebuah kebutuhan primer bagi untuk memperkaya jiwa mereka. Alhamdulilah, usaha saya sudah mulai menampakkan hasilnya. Setiap kali saya membawa anak saya ke toko buku langganan keluarga kami di Depok Town Square, saat itu Mirza akan langsung berlari menuju rak buku anak-anak yang sudah dihafalkan dan mulailah dia akan mengeksplore rak itu dan memilih-milih buku yang akan dibelinya.

Hadiahi anak dengan buku
Sebagian kita mungkin menerapkan reward and punishment dalam mendidik anak-anak. Bila anak-anak bresprestasi atau menunjukkan sebuah perilaku akhlaq yang baik, tak salah bila kita menghargainya dengan memberikan sebuah hadiah. Dengan pemberian hadiah itu diharapkan si anak akan merasa disayang, dihargai dan pada akhirnya akan membuat dia menjadi semakin bersemangat untuk meraih prestasi atau berperilaku yang lebih baik lagi. Lalu bentuk hadiah apa yang sebaiknya kita berikan untuk mereka? Buku, adalah hadiah terbaik untuk mereka. Buku juga bisa diberikan untuk hadiah di moment istimewa seperti saat ulang tahun..
Dengan semakin terbiasa menerima buku, lama kelamaan kecintaan anak terhadap buku akan terbentuk sejak dini dan anak akan terbiasa dengan kegiatan membaca, lama kelamaan membaca akan menjadi sebuah kegiatan yang rasanya ada yang kurang bila belum dilakukan. Saat itu berarti minat membaca anak kita telah tumbuh, tugas ibu selanjutnya adalah untuk menjaganya agar hal itu makin berkembang dan subur.

Kenalkan dengan berbagai macam bentuk buku
Ada buku untuk bayi yang terbuat dari bahan yang anti air, ini bisa kita kenalkan untuk anak kita yang masih bayi. Bawa kemanapun kita pergi, biarkan dia mengekslpore sesukanya.
Ada pula buku yang berbentuk seperti bantal, yang terbuat dari kain dengan tampilan menarik yang bisa diberikan untuk anak kita sebagai sarana belajar sekaligus bermain.
Yang sering dikhawatirkan oleh kalangan ibu adalah bila anak (terutama balita) memegang buku, biasanya anak akan mengeksplorenya dengan menggigit atau bahkan merobeknya. Duh..buku baru gitu loh, kok sudah dirobek-robek..sayang banget, gitu kan ?
Maka untuk anak balita, berikan buku yang terbuat dari bahan kertas yang tebal (hard ) yang tak akan mudah rusak bila digigit atau dirobek untuk anak. Namun hati-hati juga nih bun.terkadang ada buku yang bagian ujung-ujungnya lancip sehingga dapat membahayakan anak kita.

Menyediakan berbagai macam buku yang memadai
Agar minat membaca anak-anak kita tak terhenti di tengah jalan, maka tugas kita lah menyediakan berbagai jenis bacaan bermutu yang bervariasi. Karena bisa jadi ketika anak sudah memiliki minat yang cukup tinggi untuk membaca, tapi suatu saat saat dia sedang butuh bacaan tapi tak menemukan bacaan di rumah kita, bisa jadi minatnya akan berkurang atau bahkan lama-kelamaan menghilang. Sisihkan sebagian uang bulanan kita dan anggarkan untuk membeli buku, buat perpustakaan kecil-kecilan di rumah untuk menampung koleksi buku kita itu, atur dengan rapi agar menarik minat orang untuk mendekatinya, mengambil buku yang ada di dalamnya, lalu membacanya.

Letakkan buku di manapun
Di setiap sudut rumah kita mustinya selalu ada buku. Di mobil, di ruang tengah, di ruang makan, di dapur apalagi di kamar. Dengan demikian anak akan sering melihat ada buku dan mudah meraihnya lalu membacanya.

Semoga tip-tips diatas bisa kita lakukan dalam upaya menumbuhkembangkan minat baca anak sejak dini. Dan semoga anak-anak kita kelak menjadi generasi cinta baca, cinta ilmu, cinta agama..

Daftar referensi :
1. Membuat Anak Gila Membaca, Faudzil Adhim
2. Rich Mom Poor Mom , Syasya Azisya

(diikutsertakan dalam lomba penulisan artikel "Cinta Dongeng, Cinta Baca")

note:
Gambar dipinjam dari sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar