Rabu, 30 Desember 2009

[Cinta Dongeng, Cinta Baca] Investasi dalam Dongeng

Oleh: Dini Noor Hidayah

Siang yang cerah, Franklin si kura-kura bersama Bear si beruang dan Beaver berang-berang sedang bekerjasama mengecat mobil-mobilan, ketika Pak Mole tetangga mereka menghampiri dan mengamati bahwa mobil-mobilan itu belum dilengkapi klakson. Pak Mole menjanjikan untuk membelikan klakson di kota besok, tapi ia sedang bingung siapa yang mau mengurus rumahnya ketika ia pergi? Franklin yang merasa sudah besar sanggup membantu Pak Mole. Namun ternyata kemudian, Franklin melupakan tugas dan tanggungjawabnya karena terlalu asyik bermain dengan teman-temannya. Akibatnya, Franklin harus meminta maaf atas kesalahannya dan harus berusaha memperbaikinya.

Sepenggal cerita diatas diambil dari Franklin Storybooks ciptaan Paulette Bourgeois dan Brenda Clark , yang menjadi dongeng kesayangan anak-anak saya. Sebagai ibu dari tiga anak, saya banyak menemukan kejadian yang menakjubkan seputar pengasuhan anak-anak. Kepolosan dan rasa ingin tahu yang besar dalam diri anak terkadang membuat saya gemas, bahwa ternyata saya tidaklah lebih pandai dari seorang guru TK yang mahir menjawab berbagai pertanyaan mudah. Pertanyaan yang gampang dijawab namun terasa sulit diterjemahkan dalam bahasa yang mudah dipahami anak, merupakan pertanyaan yang sering muncul seiring dengan upaya anak mengindera lingkungan sekitar.

‘Selalu ingin tahu’, adalah ciri utama anak cerdas. Rasa ingin tahu ini merupakan suatu reaksi positif terhadap pengenalan pada diri sendiri beserta dunia yang mengelilinginya. Dalam perkembangan kecerdasannya, setidaknya ada tiga faktor yang mempengaruhi anak yaitu : nature, nurture dan nutrition. Selama ini banyak orangtua mempercayai bahwa faktor genetiklah (nature) yang dianggap berperan besar dalam menurunkan kecerdasan pada anak. Demikian juga peran nutrisi (nutrition) dalam pembentukan sel-sel tubuh dan otak supaya anak tumbuh sehat dan cerdas, Sayangnya, faktor nurture atau pengasuhan belum dioptimalkan dalam upaya pembentukan anak. Kendala tersebut dapat disebabkan berbagai faktor, misalnya: kesibukan dan karir orangtua yang menyita waktu dan perhatian sehingga melimpahkan tanggungjawab kepada orang lain, minimnya informasi yang dipunyai mengenai cara pengasuhan anak yang maksimal, atau juga dikarenakan adanya anggapan sempit bahwa pendidikan formal saja sudah cukup untuk membekali masa depan anak. Padahal jika orangtua mau sedikit kreatif, selalu ada cara untuk mendampingi anak dalam suatu proses pembelajaran. Salah satunya dengan menciptakan suatu aktivitas menyenangkan yang disebut dengan mendongeng.
Mendongeng atau bercerita adalah satu media komunikasi yang ampuh dalam mentransfer ide dan gagasan kepada anak dalam sebuah kemasan menarik. Mendongeng itu semudah bergosip. Merangkai kata-kata persuasif, deskriptif, naratif atau imajinatif menjadi sebentuk kisah yang atraktif, sekedar untuk berbagi makna cerita. Mendongeng atau storytelling bertujuan menuangkan gagasan dalam pikiran, tidak saja untuk menghibur pendengarnya, namun juga untuk menularkan nilai-nilai yang terkandung dalam inti cerita. Seorang storyteller dari Inggris, David England, menyebutkan bahwa storytelling dapat bermanfaat dalam memperkaya perbendaharaan kata-kata (vocabulary) . Ditambah lagi, mendengarkan dongeng akan melatih daya tangkap anak selama proses menyimak. Tentu saja, latihan konsentrasi ini akan melatih ingatan anak untuk berfikir lebih detail mengenai suatu objek dan memperbanyak kosakata anak, suatu modal utama yang sangat diperlukan bagi pengembangan kemampuan komunikasi verbal.

Mendongeng juga berguna bagi anak agar dapat mengatur perasaannya. Perhatian anak ketika menyimak dongeng, diperkaya dengan intonasi nada, mimik muka, gesture, menambah pengalamannya untuk lebih pandai mengolah rasa dan memupuk percaya diri dalam mengatasi suatu masalah, yang nantinya ini akan berpengaruh pada penghargaan diri (self-esteem) anak. Nilai-nilai moral yang terkandung dalam sebuah dongeng, antaralain: kejujuran, tolong-menolong, kebersamaan, keberanian, persahabatan, dan sebagainya, berperan besar dalam melatih kepekaan sosial anak terhadap lingkungannya. Kisah Franklin bersama dengan sahabat-sahabatnya dalam mengatasi permasalahan sehari-hari misalnya, dapat menawarkan suatu gambaran mengenai pentingnya rasa setiakawan, saling menghormati, dan saling menolong dalam berteman. Anak dapat belajar berbicara, mengungkapkan perasaannya, berfikir luas dalam mempertukarkan gagasan, mengembangkan kreativitas, serta belajar cara berkomunikasi baik yang efektif secara verbal maupun non-verbal. Dengan demikian, tanpa disadari ibu telah melatih kemampuan interpersonal dalam diri anak, suatu ketrampilan yang dibutuhkan bagi perluasan jaringan sosial kehidupannya kelak.

Menurut S. Devi , pada masa kanak-kanak hingga dewasa pembelajaran dan motivasi haruslah digiatkan untuk mengimbangi dinamika kerja otak manusia. Mendongeng ternyata sangat membantu dalam proses tersebut, termasuk juga memberikan kegunaan yang lainnya yaitu :
1. Membuka pemikiran dan wawasan anak terhadap pengetahuan baru. Jalaluddin Rakhmat, seorang pakar komunikasi, menyebutkan bahwa kebaruan (novelty) merupakan inti dari pengayaan lingkungan otak anak, yang dapat dicapai dengan memberikan latihan mental yang menantang dan merangsang kerja otak anak. Prinsipnya adalah dengan mempertahankan rasa ingin tahu anak, maka anak akan terangsang dan tertantang mencari jawaban yang akan mengarahkannya pada pertanyaan berikutnya. Dongeng yang baik dapat merangsang dan menggugah kekuatan berpikir melalui alur yang baik, membawa anak pada arus dan kegairahan cerita.
2. Mengembangkan imajinasi anak dan kreativitas. Kata-kata yang penuh makna yang didapat dari dongeng akan mendorong anak untuk menciptakan gambar-gambar yang jelas dalam pikiran anak. Tentu saja, ini akan memupuk kreativitas dalam diri anak, mengingat satu objek bisa digambarkan berlainan pada pikiran satu anak dengan anak lainnya. Dengan adanya ‘pemutaran bioskop’ di dalam otak, sesungguhnya anak tengah mengembangkan kemampuan visualnya.
3. Membangkitkan motivasi dan menemukan inspirasi. Suatu resep yang ampuh untuk memompa motivasi adalah dengan menceritakan kisah orang-orang sukses karena kerja kerasnya. Menyediakan buku-buku tentang sejarah dan orang-orang yang berjasa akan membuka pikiran anak bahwa orang-orang tersebut adalah juga orang biasa, yang membedakan adalah adanya rasa ingin tahu yang melahirkan gagasan cemerlang, semangat tinggi, dan kerja keras dalam mencapai tujuan hidup. Dengan membuka wawasan anak seluas-luasnya, maka anak dapat memulai untuk menyusun cita-citanya sedini mungkin dan mengembangkan kualitas dirinya.

Sederet manfaat mendongeng diatas dapat menjadi tujuan yang ingin kita raih supaya buah hati kita tumbuh menjadi manusia yang cerdas, menghargai dirinya sendiri juga orang lain disekitarnya. Dan satu manfaat paling besar yang akan dirasakan oleh anak seumur hidupnya, yaitu perasaan selalu dicintai. Mendongeng akan mempererat hubungan orangtua dan anak, karena orangtua dapat memahami kemampuan anak melalui komunikasi dan interaksi yang terjalin selama bercerita. Karena dicintai, maka anak merasa dihargai, dan selanjutnya turut meninggikan penghargaan anak pada dirinya sendiri.

Setelah mengetahui beragam kegunaan dongeng, maka sedini mungkin orangtua perlu membiasakan mendongeng sebagai aktivitas yang mengasyikkan, tidak saja bagi anak, namun juga bagi orang tua. Anak-anak saya biasa berangkat tidur dengan membawa buku cerita kesukaannya, dan meminta saya untuk menceritakannya sebelum terlelap. Kami terbiasa untuk berdialog tentang cerita Franklin si kura-kura, dan seringkali saya terkejut menemukan gagasan-gagasan lucu yang spontan tercetus dari pikiran anak. Suatu perasaan nyaman yang selalu menyelimuti kami, bahwa saya dapat mengajak pikiran anak berpetualang dengan cara yang sederhana, supaya anak-anak dapat membawa petualangan itu ke dalam mimpi, menyimpan dalam alam bawah sadarnya, dan mempraktekkannya di kehidupan nyata.
Mendongeng haruslah menjadi kebiasaan baru yang menyenangkan, tidak menjadi masalah jika anda harus menjalani profesi sebagai guru TK pada malam hari, merasa lelah untuk menjawab ribuan pertanyaan yang meluncur dari mulut mungil anak anda, atau menyisihkan sekian rupiah demi memenuhi rak buku dengan ratusan buku cerita. Mendongeng adalah bekal bagi anak untuk memberikan gambaran dan memperkaya pangalaman untuk membantunya menaklukkan persoalan kehidupannya saat ini dan nanti. Maka tidaklah berlebihan jika mendongeng dapat kita katakan sebagai upaya investasi yang sangat menguntungkan bagi masa depan anak. Jadi silahkan berinvestasi, karena suatu saat nanti, anda dapat menuai hasil yang menakjubkan dari kerja keras anda selama ini.

(diikutsertakan dalam lomba penulisan artikel “Cinta Dongeng, Cinta Baca”)

note: gambar dipinjam dari sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar