Selasa, 29 Desember 2009

[Cinta Dongeng, Cinta Baca] Orang Tua Sumber Inspirasi Buah Hati Kita

Oleh : Hardono Umardani

Dunia anak memang merupakan dunia yang penuh warna dan merupakan masa-masa yang sangat menentukan bagi permulaan kehidupan kita. Masa anak-anak ibaratnya sebuah lembaran kertas putih bersih..kosong..siap diisi dengan berbagai warna… hitam, putih atau pun warna warni pelangi yang bertebaran menghiasi setiap sudutnya.

Mengingat masa kecil dulu, sedikit merangkai kilas balik memori sampai dengan sekarang sudah punya keluarga sendiri, istri tercinta dan sepasang buah hati yang selalu menghiasi hari kami. Saya dilahirkan bukan kebetulan tapi merupakan takdir Yang Maha Kuasa dari rahim seorang ibu yang berprofesi sebagai pengajar sekolah dasar. Sebagai anak bungsu dari enam bersaudara tentunya banyak hal positif yang bisa saya dapatkan dari kakak-kakak yang sudah lebih dahulu berpengalaman dalam kehidupan walaupun tidak kalah banyak juga sisi negatif yang harus disaring.

Sebagai seorang pengajar, ibu selalu menanamkan disiplin belajar kepada anak-anaknya. Satu hal yang sampai sekarang masih menjadi kegemaran beliau adalah kebiasaan membaca dan itu secara tidak langsung mendorong minat saya untuk mengikuti jejak beliau sebagai pencinta buku bacaan. Saya dulu paling rajin menyongsong kedatangan ibunda tercinta yang setiap awal minggu mengambil rapel koran harian dan majalah mingguan dari kecamatan untuk sekolah. Memang sedikit cerdik kalau tidak mau dibilang mengakali, karena Koran yang semestinya konsumsi untuk sekolah saya baca duluan, meskipun isi berita hampir sebagian agak basi seminggu yang lalu, baru kemudian keesokan harinya ibu bawa ke sekolah. Pada waktu itu walaupun belum paham benar dengan materi berita yang dibaca, tidak sedikit pun menyurutkan minat baca saya yang begitu besar. Bahkan menjadikan bahan pertanyaan ke kakak-kakak tentang istilah-istilah yang kurang paham yang kadang mereka juga susah untuk memberikan penjelasan yang memuaskan.

Kebiasaan di rumah tidak bisa ditinggalkan juga di sekolah. Perpustakaan sekolah mempunyai koleksi buku-buku cerita yang cukup beragam dan dari sekian banyak buku yang di simpan pada rak-rak dan lemari tidak satu pun yang lolos belum terbaca. Bahkan saya sampai dipercaya untuk menyimpan kunci pintu ruang perpustakaan oleh penjaga sekolah, karena kebiasaan teman yang lain pulang sekolah saya masih menyempatkan diri untuk membaca atau mencari buku bacaan baru untuk dibawa pulang bahkan juga di hari minggu. Sampai sekarang pun masih kebayang beberapa cerita anak yang pernah saya baca. Bagaimana sensasinya ikut merasakan kekhawatiran tokoh dalam sebuah buku yang menceritakan seorang anak yang ketakutan karena tumbuh pohon tomat yang berbuah dari atas kepalanya. Atau cerita tentang detektif cilik yang cerdik dan penuh keberanian melawan para penjahat. Kalau jaman dahulu sudah ada buku cerita seperti kisah “Laskar Pelangi’ misalnya, mungkin akan semakin menambah minat baca dan semangat belajar bagi anak-anak.

Berbekal pengalaman yang didapat pada saat masa kecil dahulu, saya mencoba menitik beratkan bahwa peran keluarga dan orang-orang dekat lebih-lebih lagi orang tua sangat besar terhadap kebiasaan dan minat dari anak-anak kita di luar bakat yang sudah melekat pada masing-masing individu. Dengan memberikan contoh kebiasaan kita sehari-hari kepada anak-anak kita besar sekali pengaruhnya terhadap perilaku, minat maupun untuk menggali potensi-potensi yang ada pada anak-anak kita.

Anak sulung saya, perempuan usia 3 tahun, senang sekali apabila di berikan hadiah berupa buku cerita atau dongeng bergambar, yang pada gilirannya nanti akan merengek ke papa, mama atau eyangnya untuk membacakan ceritanya. Untuk usia pra sekolah buku cerita bergambar lebih efektif untuk merangsang daya imajinasi si kecil, bahkan bisa memicu si kecil untuk menceritakan ulang dari mulutnya yang dengan versi dan imajinasi seorang anak kecil. Anak kecil akan cenderung untuk menirukan perilaku orang dewasa di sekelilingnya terlebih kedua orang tuanya. Mereka akan sangat bangga bisa melakukan hal yang kita lakukan, tidak ketinggalan peralatan yang kita gunakan. Bisa dibayangkan bagaimana si kecil dengan senangnya ketika diberi hadiah mainan peralatan memasak. Imajinasi mereka akan mengatakan bahwa dia bisa melakukan kegiatan mamanya. Atau ketika diberikan hadiah replika mainan laptop, betapa bangganya si kecil duduk bersebelahan dengan papanya sambil sama-sama menghadap laptop masing-masing.

Jadi pada dasarnya setiap anak kecil mempunyai kecenderungan untuk menirukan apa-apa yang dilakukan oleh orang dewasa di sekitarnya dan ini bisa kita jadikan sebagai pemicu untuk membangkitkan minat baca mereka. Tidak harus diperlukan orang tua yang pintar mendongeng atau pun seorang kutu buku dengan kacamata tebal, yang diperlukan hanyalah kedekatan dan komunikasi dengan si kecil. Luangkan waktu senggang kita untuk bermain dengan si kecil, ketika membaca Koran, buku atau pun bahkan ketika kita sedang melakukan pekerjaan di rumah dengan computer, jangan merasa terganggu dengan kehadiran si kecil di samping kita. Sebagian dari kita sering beranggapan atau merasa aktivitas kita terganggu oleh kehadiran si kecil di sekitar kita ketika sedang bekerja, tapi hal ini bisa di atasi dengan merubah paradigm yang kita yakini selama ini. Ciptakanlah hubungan yang dekat dengan buah hati kita, lakukan dengan mengalir secara alami. Tempatkan posisi kita untuk memberikan contoh dan suri tauladan bagi si kecil bahkan untuk hal-hal kecil sekalipun.

Lingkungan merupakan salah satu factor yang sangat berpengaruh bagi perkembangan buah hati kita dan kita sebagai orang tua merupakan orang-orang terdekat dengan mereka Buatlah lembaran putih bersih yang masih kosong itu dengan coretan yang penuh warna dan bermakna dengan menempatkan kita sebagai suri tauladan yang baik bagi buah hati kita.

Cikarang, 30 December 2009 - HUM


(diikutsertakan dalam lomba penulisan artikel "Cinta Dongeng, Cinta Baca")

note:
gambar dipinjam dari sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar