Rabu, 01 Juli 2009

Menu Disiplin dan Seimbang

Oleh: Anna Maria Andjarwati

Tulisan dibawah ini merupakan pengalaman pribadi penulis dalam mengasuh anak yang saat ini telah bertumbuh menjadi sosok seperti yang diharapkan oleh para orang tua. Anak kami tetap tumbuh menjadi anak yang tidak ketinggalan jaman dibandingkan teman-temannya, hobby membaca, senang menonton televisi film-film pilihan (bukan sinetron), pelajaran di sekolah tidak tertinggal, tidak agresif, menghargai orang lain apa adanya (tidak membedakan miskin atau kaya), tetap bergaul dan mandiri.

Sebenarnya Media Diet ini sangat diperlukan untuk anak-anak berusia antara 2 – 6 tahun, dimana pada masa tersebut anak-anak paling banyak memasukkan segala sesuatu kedalam memorinya. Apabila dalam usia-usia tersebut orang tua telah berhasil menanamkan budaya, perilaku atau kebiasaan yang baik, maka di atas usia tersebut anak-anak ini telah terbiasa dengan pola kesehariannya yang positif sampai mereka dewasa nanti.

Berdasarkan pengalaman pribadi, kunci keberhasilan Media Diet adalah disiplin yang diterapkan sejak anak-anak mulai mengenal gambar dan tulisan. Penyebab kegagalan dari penerapan disiplin ini umumnya akibat dari ketidak-tegaan dan egoisme orang tuanya. Misalnya: menyuapi anak dengan menonton sinetron, film India, atau acara musik ndangdut kesukaan orang tua atau pengasuhnya. Dengan sendirinya anak akan menyerap apa yang dilihatnya selama dia makan di depan televisi. Lagu-lagu yang dia hafal ya pasti lagu-lagu dari tayangan-tayangan tersebut yang pada umumnya lagu-lagu dewasa yang sama sekali tidak pantas dinyanyikan anak-anak. Ketika anak-anak dengan pola asuh seperti ini tumbuh dan berkembang ia menjadi anak yang lebih dewasa dari usianya tetapi pada hal-hal tertentu saja. Terjadi ketidak-seimbangan psikologis pada anak-anak ini yang akan mempengaruhi perilaku, kepribadian dan kejiwaannya. Membiasakan anak-anak terlalu lama di depan televisi atau mendengar musik menggunakan headphone dengan asumsi asal anak-anak tidak berisik minta ini-itu (lagi-lagi ini egoisme dari orang tua atau pengasuh yang tidak mau repot), adalah sangat berbahaya. Polusi dari radiasi gelombang suara, cahaya dan magnetik yang dihasilkan oleh alat-alat elektronik ini sangat mempengaruhi perilaku anak-anak. Seperti agresif, uring-uringan, sering sakit, mata berair, mata minus dll.

Pengasuhan paling baik adalah dari orang tua sendiri. Namun demikian mengingat saat ini kedua orang tua pada umumnya harus mencari nafkah bersama dan anak-anak diserahkan kepada pengasuh yang bisa saja adalah nenek-kakeknya sendiri, baby sitter, atau pembantu, maka siapapun pengasuhnya haruslah diberikan arahan sesuai dengan keinginan orang tua anak. Agar anak tidak tumbuh menjadi orang asing atau allien dimata orang tua sendiri, dan ketika ditinggal sang pengasuh pulang kampung orang tua tidak tahu apa yang harus diperbuat.

Ketika anak saya lahir, saya memutuskan untuk mengasuh anak saya sendiri dan melepaskan semua pekerjaan yang sedang saya jalani, antara lain bekerja di perusahaan property dan kuliah di jurusan arsitektur tingkat akhir. Saat itu saya berasumsi bahwa kalau saya asuh sendiri, maka ilmu dan wawasan saya yang cukup ‘tinggi’ bisa saya turunkan kepada anak saya dan saya bisa terapkan pola asuh seperti yang kami inginkan. Sejak bayi, disiplin dalam hal jam makan dan jam tidur sudah saya lakukan dengan ketat. Bila anak saya menangis diluar jadwal minum susu, akan saya alihkan perhatiannya ke hal-hal lain, seperti bercanda, pura-pura mengajak dia ngobrol walaupun dia sama sekali belum mengerti, atau menyanyikan lagu-lagu anak-anak dengan memandang matanya seolah-olah mengajaknya bernyanyi. Ketika anak telah mulai dapat berjalan, makan makanan padat dan mulai mengoceh, mulailah saya atur jadwal lain yang nantinya akan dapat disinkronkan dengan jadwal ketika anak mulai sekolah.

Jadwal tersebut antara lain:

Tidur dan bangun dalam waktu yang sama.
Sebelum tidur, saya beri contoh berdoa kemudian membacakan cerita anak-anak dari buku bergambar yang sederhana. Sambil menunjuk gambar tokoh-tokoh dalam cerita itu anak-anak pasti akan bertanya ini dan itu. Disini dibutuhkan kesabaran untuk menjawab dengan benar sesuai dengan kemampuan daya serap anak. Saya melakukan hal ini setiap hari ketika anak menjelang tidur hingga mereka tertidur. Dikemudian hari, kebiasaan ini menumbuhkan keinginan untuk membaca sendiri dan akhirnya membaca menjadi hobi hingga anak-anak ini dewasa

Makan dalam waktu dan tempat yang sama.
Ketika saya menyuapi anak saya, saya biasakan dengan memberikan pelajaran-pelajaran dasar berhitung, bahasa, pengetahuan umum atau saya sediakan buku-buku bergambar tumbuh-tumbuhan, hewan, mobil atau apa saja yang bisa dilihat anak-anak sambil makan. Dalam usia 2 tahun anak saya telah fasih berhitung dalam 5 bahasa: Jawa Ngoko, Jawa Krama Inggil, Inggris, Belanda, dan Indonesia. Inipun menumbuhkan keinginan membaca, berbahasa dengan baik (tidak cadel) dan keinginan mengetahui segala sesuatu yang kuat dimasa depan.

Belajar dalam waktu yang sama
Walaupun dalam taraf mula-mula dan pura-pura, saya terapkan jam belajar dengan menyediakan media buku dan pensil. Sering buku hanya di coret moret sampai berlembar-lembar saya biarkan dengan arahan sedikit demi sedikit. Alhasil, dinding rumah kami tidak pernah ada coretan-coretan, karena anak-anak mengerti kalau mau corat-coret ya di buku tulis. Pada usia 5 tahun anak kami telah fasih membaca dan menulis. Ketika mulai sekolah, dia telah terbiasa belajar sendiri dan mengerti cara belajar yang benar, walaupun saat itu saya telah mulai aktif bekerja kembali.

Bermain dalam waktu yang sama
Alat peraga bermain inipun akan sangat mempengaruhi pengalihan perhatian seorang anak agar tidak terus menerus menonton televisi. Waktu khusus bermain ini sangat penting karena disitulah anak-anak dilatih dari kekuatan fisik, motorik, otak, berinteraksi dan mengembangkan kemampuan pengendalian diri untuk bergantian atau sharing dengan teman-teman, kakak, adik atau pengasuhnya. Tanpa menyediakan waktu khusus untuk bermain, seorang anak akan menjadi egois karena dia hanya tahu kepentingan diri sendiri saja. Sambil bermain diperdengarkan lagu-lagu anak-anak, sehingga bermain dalam suasana gembira sekalian belajar menyanyikan lagu-lagunya.
Bagi anak-anak masa kini hendaknya orang tua tidak terlalu dini menyediakan permainan dengan komputer. Mungkin anak akan cepat pintar tetapi anak cenderung untuk berjam-jam duduk dengan sikap yang sama. Ini sangat tidak direkomendasikan untuk kesehatan. Radiasi sinar, gelombang listrik dan magnetik akan mempengaruhi syaraf anak-anak ini. Jadwal ketat dari orang tua harus diberlakukan, dan untuk ini anak-anak harus diberitahukan alasannya dengan jujur. Bermain dengan komputer tanpa diimbangi dengan bermain secara konvensional yang melibatkan orang lain, akan membuat anak menjadi egois, dan suatu ketika dia akan mengalami rasa kesepian yang hebat ketika harus hidup tanpa komputer, karena dia tidak terbiasa bertinteraksi dengan manusia. Akan cenderung menjadi introvert dan sulit dimengerti oleh orang-orang disekitarnya termasuk oleh orang tuanya sendiri.

Menonton televisi
Hampir sama dengan bermain dengan komputer, jadwal menonton televisi harus disesuaikan hanya untuk film, acara anak-anak, atau acara lain yang bermanfaat bagi mereka saja. Pendampingan selama menonton televisi dari pengasuh sangat penting. Ketika menonton acara televisi, pengasuh harus mampu memberi penjelasan apa saja yang ditanyakan anak-anak. Dengan metode ini, anak saya dalam usia 2 (dua) tahun telah dapat menghafal nama-nama Presiden di beberapa negara, nama-nama tempat di dunia, nama-nama beberapa hewan dan tumbuhan. Karena selain acara anak-anak, kami sering mengajak dia menonton berita dan ilmu pengetahuan seperti National Geographic, Discovery dll.

Jalan-jalan ke toko buku
Ajaklah anak-anak secara periodik pergi ke toko buku, dan memilih sendiri buku-buku atau mainan yang ingin mereka beli. Namun apabila dirasa tidak tepat atau terlalu mahal bagi kantong orang tua, anak-anak harus diberikan alasan yang bisa diterima, sehingga tidak menyebabkan anak-anak kapok ke toko buku. Berlama-lama di toko buku adalah lebih baik dari pada berlama-lama di depan televisi atau monitor.

Himbauan untuk penerapan Media Diet for Kids:
1. Anak-anak harus diberikan Menu Disiplin dan Seimbang dalam menggunakan media. Disiplin disini sama sekali bukan kekerasan, tetapi ketepatan waktu dan komitmen untuk menjalankannya
2. Media yang dipilih harus tepat dan sesuai dengan usia anak
3. Diperlukan pendampingan terus menerus dari pengasuh
4. Pengasuh harus menyingkirkan egoisme dan rasa tidak tega yang tidak tepat demi perkembangan anak.
5. Pengasuh harus mempunyai pengetahuan dan wawasan yang cukup atas media yang digunakan
6. Pendekatan pribadi dengan penuh kasih sayang dalam memilih dan menggunakan media akan lebih efektif hasilnya, dari pada mengatur dan melarang menggunakan media tersebut tanpa alasan, lebih-lebih dengan kekerasan.
Demikian pengalaman dan himbauan penulis, semoga berguna bagi masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar