Kamis, 23 Juli 2009

Belajar Bersama Anak

Ditulis oleh Lusika Yuliana
Diikutsertakan dalam Kuis Media Diet for Kids

Jaman makin maju.. manusia semakin pintar menciptakan sesuatu..
Hanya dengan sebuah kotak ’ajaib’, seorang manusia bisa melihat seisi dunia..
Benar-benar sesuatu hal yang menarik , bahkan sangatlah menarik

Bagaimana tidak menarik ?
Karena hanya dengan memencet tombol-tombol yang ada, kita bisa melihat ke mana-mana, kita bisa memilih apa yang ingin kita lihat tanpa harus mendatangi tempat tersebut.

Tapi awas hati-hati..
Karena keasyikan pencet sana-sini..kita bisa lupa segalanya...

Kotak ’ajaib’ itu berbagai macam jenisnya. Awalnya kita hanya mengenal televisi, kemudian makin berkembang, ada yang berupa komputer, laptop, gameboy, dll

Jaman sekarang ini hampir di setiap rumah pasti memiliki kotak ’ajaib’ yang bisa membawa manusia melanglang buana.
Minimal televisi, pastilah ada.

Karena hampir semua orang memilikinya, sadar ataupun tidak sadar pada umumnya kotak ’ajaib’ sudah membudaya pada kehidupan sehari-hari; tak terkecuali pada keluarga kami.

Televisi, komputer dan DVD ada di rumah kami, sebagai sarana hiburan dan informasi, serta pendukung pekerjaan kami; maka secara tidak langsung anak-anak kami sejak lahir juga sudah mengenal benda tersebut.

Sebagai orang tua saya berusaha mengenalkan semua benda-benda yang ada di rumah kami termasuk televisi dan komputer.
Kami tidak membatasi apa yang boleh dan tidak boleh., karena kami berpendapat bahwa anak-anak bebas berekspresi menjelajah ke sana kemari..

Seperti halnya tontonan yang ada di televisi..
Awalnya, kami tidak menentukan waktu dan tayangan apa yang boleh ditonton anak kami, maka sebagai konsekwensinya kami sebagai orang tua dan pengasuh anak di rumah harus mendampingi setiap anak kami menonton televisi.
Dari situ anak kami bisa belajar, mana yang boleh ditonton dan ama yang tidak.. dan lagi anak kami bisa belajar kapan waktunya menonton televisi..

Di samping itu, kebiasaan di keluarga kami televisi hanya menyala pada menjelang jam-jam istirahat misal pada siang dan sore menjelang malam secara langsung juga mempengaruhi waktu anak kami menonton televisi.

Pada siang hari misalnya, anak-anak setelah pulang sekolah ataupun bermain-main menjelang tidur siang awalnya menyetel televisi, tetapi karena ada yang mendampingi dan memberitahu bahwa itu tayangan bukan untuk anak-anak Akhirnya anak-anak lebih memilih mendengarkan lagu-lagu dari VCD daripada menonton televisi

Pada sore hari, televisi menyala.. semua tayangan bisa ditonton anak-anak.. tayangan sinetron sekalipun, kadang anak kami juga menotonnya.. entah karena saat mengganti chanel atau memang sengaja ditonton oleh rumah.
Anak-anak tidak serta merta kami larang.. tapi kami biarkan anak-anak melihat beberapa saat sambil kami ajak bicara bahwa apa yang dia lihat itu bukan untuk anak-anak. Anak-anak juga selalu berkomentar tentang apa yang dia lihat.. dari komentar-komentar itu malah menjadi bahan diskusi menarik buat kami.

Dari situ anak-anak kami bisa belajar, bahwa ternyata tayangan di televisi itu tidak selamanya baik.
Anak-anak juga bisa mulai mengatur jadwalnya sendiri kapan waktunya menonton televisi.

Apabila dirasa terlalu lama, lebih dari setengah jam anak-anak menonton televisi, kami sebagai orang tua ataupun pengasuhnya akan mengajaknya bermain-main yang lain. Kebetulan juga anak-anak kami tipenya aktif ..selalu bergerak ke sana kemari.. jadi selalu tidak jenak bila harus duduk diam terlalu lama di depan televisi.. Jadi bila menonton tivi juga diselingi dengan acara bermain-main juga.

Jadwal rutin menonton televisi adalah hari libur, di mana bila saat hari libur tidak ada kegiatan lain, kami beri waktu dia untuk melihat film dari DVD, film untuk anak-anak tentunya. Saat menonton film yang berdurasi 1 – 1,5 jam itu anak-anak juga tidak hanya duduk diam.. dia bisa menitukan apa yang dia lihat plus mendiskusikannya dengan kami.

Jadi untuk menentukan waktu dan apa yang boleh ditonton anak-anak, kami lakukan berdasar kesepakatan dan berkembang secara alami dari kebiasaan sehari-hari.
Tidak serta merta kami larang menonton ini itu tanpa anak tahu yang dilarang/tidak boleh ditonton itu seperti apa.
Kami lebih memilih untuk memberinya kesempatan untuk melihat semuanya, kemudian kami diskusikan dan akhirnya bisa disimpulkan apa yang tepat untuk ditonton.

Untuk lama waktunya kami sepakati bersama kurang lebih setengah jam – satu jam maksimal.. Walau pada prakteknya televisi menyala lebih dari itu..
Tapi waktu efektif anak-anak duduk diam di depan televisi bila dihitung total rata-arata hanya setengah jam, karena nonton televisipun bebarengan dengan aktivitas lainnya.

Selain televisi, anak-anak kami juga akrab dengan komputer.
Komputer kami gunakanan untuk anak-anak dari mulai belajar ketak ketik sana sini, belajar menggambar bahkan bermain game.

Waktu khususnya awalnya tidak ada, tapi karena anak-anak selalu ’menganggu’ ayah atau ibunya yang bekerja dengan komputer menjelang tidur malam, jadi anak-anak kami beri waktu setengah jam untuk bermain-main dengn komputer menjelang tidur malam.

Kami sebagai orang tua menganggap bahwa kemajuan jaman yang bisa menghasilkan kotak ’ajaib’ seperti televisi, komputer ataupun media modern lainnya itu adalah merupakan bagian yang tidak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari.

Untuk bisa dapat manfaat dari kotak ’ajaib’ sebagai media modern, kami ajak anak-anak untuk belajar bersama memilah apa yang baik dan nama yang buruk. Di sisi lain sebagai orang tua, kami berusaha untuk selalu konsisten mendampingi dan membimbing anak-anak.
Sehingga anak-anak bisa menyadari dan akhirnya menentukan mana yang bisa diambil manfaatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar