Kamis, 23 Juli 2009

Media Cetak dan Media Elektronik

Ditulis Oleh Elin Marlina
Diikutsertakan dalam Kuis Media Diet for Kids

Perlu sekampung untuk membesarkan seorang anak. Jadi memang tidak mudah. Orang tua perlu sangat kreatif. Termasuk soal tontonan. Semua stasiun TV berlomba-lomba menampilkan yang menurut mereka sinetron terbaik pada jam terbaik.. Untuk siapa? Jelas bukan tontonan anak-anak kita. Jadi anak-anak menonton apa? Atau melakukan apa? Ya, kembali, orang tua harus kreatif.
Salah satu yang kami lakukan guna menghindari tontonan sinetron tadi, adalah memasang TV berlangganan, dimana kami bisa mengunci, menjadwalkan tayangan yg ingin dan boleh diberikan. Kebetulan di rumah kami ada 2 orang anak balita.. lula (3,5 tahun) dan bayu (5,5 tahun).

Terus jadi bisa nonton terus? Tidak juga… kembali ke orang tua, terutama bunda, harus kreatif. Karena di rumah kami tidak ada pembantu rumah tangga, jadi kalau bunda sedang masak, tontonan disiapkan supaya mereka tidak keluar rumah, bisa menonton tv langganan atau menonton dvd/vcd yang tentu aja sudah disortir bunda. Khusus untuk VCD/DVD, kami sengaja menjalankan kedua jenis keping tersebut di komputer. Selain agar mereka bisa akrab dengan komputer, juga agar ganti suasana tidak selalu di depan TV. Ketika bunda sudah selesai, maka mereka saya ajak beraktifitas yang lain. Saya paling suka mengajak mereka membuat suatu karya, mulai dari kegiatan menggambar, menggunting, menempel dan mewarnai. Itu biasanya mereka kerjakan selesai makan. Ide kegiatannya saya dapatkan dari menjelajah dunia maya lewat internet. Supaya tidak lelah merapikan sendiri, saya juga mengajak mereka merapikan yang telah dikerjakan.

Setelah mereka selesai dengan karya mereka, dilanjutkan dengan bersih-bersih dan tidur siang. Sore mereka main sepeda atau main di luar rumah. Malam dimulai dengan mengaji, makan malam, menonton TV sebentar, bersih-bersih dan dilanjutkan baca buku menjelang tidur. Kami memang menyediakan banyak sekali buku, mulai dari buku cerita yang sederhana, buku ilmu pengetahuan, buku agama, juga buku keterampilan (melipat kertas, menggunting dan menempel). Kami bahkan mengkhususkan dana untuk membeli buku. Supaya lula tertarik dengan buku, kami (saya dan suami) mempertontonkan hobi membaca kami di depan lula. Karena kami percaya, lebih mudah memberikan contoh dan pembiasaan dari pada memberikan perintah. Selain itu, sejak lula bayi, saya usahakan untuk membacakan dongeng sebelum tidur.

Sekarang karena sudah lebih besar, bukan lagi buku dongeng, tapi buku ilmu pengetahuan. Awalnya karena dia sudah mulai banyak bertanya, mengapa begini, mengapa begitu. Jadi kami coba mencari tahu lewat buku. Kami membeli 1 (satu) set buku pengetahuan untuk anak. Dan supaya buku tersebut lebih berguna, kami menggunakan untuk menjawab pertanyaan lula atau bahkan bertanya kepadanya.

Selain itu, ketika kami akan pergi liburan, kami membuat suatu tema. Contohnya ketika liburan kemarin, kami akan pergi ke museum zoology yang ada di Bogor dan ke taman kupu-kupu di Cilember, maka seminggu sebelum pergi, kami membaca buku mengenai serangga. Wah, lula senang sekali ketika melihat binatang aslinya karena sebelumnya dia sudah membaca mengenai binatang tersebut.

Jadi untuk mengontrol media (cetak dan elektronik) hiburan bagi anak-anak, kami menyediakan banyak alternatif pilihan. Mulai dari jenis tontonan yang boleh ditonton, durasi menonton, media yang digunakan dan alternatif kegiatan pengganti. Kami tidak mau meminta mereka untuk berhenti menonton tanpa memberikan kegiatan pengganti dan alasannya. Membaca buku juga bisa menjadi alternatif kegiatan. Tentunya membaca buku-buku yang bermanfaat.

Alhamdulillah karena sudah terbiasa membaca, Lula sudah mencari sendiri buku yang mau dia baca. Durasi dia membaca lebih lama dari pada durasi dia menonton TV.
Berdasarkan pengalaman kami, jika ada kegiatan lain yang juga tidak kalah menarik dibandingkan dengan tontonan elektronik, anak-anak juga mau beranjak dari media tersebut. Hanya saja TV sering dijadikan suatu alat untuk membuat anak duduk diam atau selama anaknya diam ya tidak apa-apa nonton TV. Anak-anak adalah bentukan dari pembiasaan orang tua. Jadi jangan pernah menyalahkan kebiasaan seorang anak. Karena kebiasaan mereka adalah bentukan pembiasaan yang ditularkan lingkungan sekitarnya terutama dari orang tua.
Semoga dengan tulisan ini, kami dapat memberikan alternatif kegiatan lain dan membuat membaca bukanlah suatu yang membosankan, apalagi buku ilmu pengetahuan. Ayo jadilah orang tua kreatif. Dengan jadi orang tua yang kreatif, maka semakin kreatif juga kegiatan yang bisa diperkenalkan kepada anak-anak kita. Semua orang tua pasti bisa kreatif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar