Kamis, 23 Juli 2009

Kiat Mengontrol Media (Cetak dan Elektronik) Hiburan Bagi Anak-Anak

Ditulis oleh Deta Armatia
Diikutsertakan dalam Kuis Media Diet for Kids


Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk membuat “diet media” bagi anak berhasil, beberapa hal tersebut adalah kesadaran orang tua sebagai panutan bagi anak, pengaturan jadwal harian anak dan menyediakan kegiatan atau hiburan alternatif yang lebih mendidik dan sehat.

1. Orang tua sebagai panutan bagi anak
Hal pertama yang harus dilakukan adalah membentuk komitmen dari orang tua untuk membesarkan anak yang sehat, aktif dan memiliki self esteem yang baik. Setelah komitmen dibuat, harus disadari bahwa hal ini membutuhkan waktu, usaha keras, persistensi, dan komitmen yang kuat.

Hal kedua yang harus disadari, anak selalu melihat dan meniru perilaku orang tuanya. Dengan kata lain orang tua adalah contoh dan panutan bagi anak, sehingga sebelum menuntut anak untuk berubah, orang tua harus memberi contoh terlebih dahulu kepada anak. Contohnya untuk mendorong anak mengurangi menonton televisi sebaiknya orang tua juga tidak menghabiskan banyak waktu dengan menonton televisi.

2. Pengaturan jadwal harian anak
Membiasakan sedari dini untuk menetapkan jadwal harian bagi anak dapat membentuk anak sebagai individu yang dapat menata waktu dengan baik. Jadwal harian membuat mereka selalu tahu apa yang selanjutnya akan terjadi pada hari tersebut dan menghindarkan mereka untuk menyia-nyiakan waktu. Jadwal harian tidak harus terlalu detail. Tentukan beberapa ritual harian mereka. Contoh: tentukan waktu bangun pagi, belajar, les, menonton televisi, bermain, makan malam dan tidur. Dengan jadwal harian ini orang tua dapat mengatur berapa lama dalam satu hari anak diperbolehkan untuk menonton televisi dan bermain video game.

3. Memberi Pengertian Bagi Anak tentang Dampak Negatif dari Media.
Untuk mendukung diet media bagi anak, orang tua sebaiknya menanamkan dan memberikan penjelasan bahwa :
a. Komputer/laptop adalah alat untuk bekerja dan telepon genggam adalah alat komunikasi. Alat-alat ini, selain dapat memberikan dampak yang positif, juga memberikan dampak yang negatif. Salah satu contoh dampak negatif dari penggunaan laptop adalah jika anak menggunakan internet dan mengakses situs-situs yang mengandung kekerasan atau pornografi. Orang tua sebaiknya memberikan penjelasan yang lebih cenderung mengarah diskusi tidak hanya mengatakan mana yang boleh atau tidak bagi sang anak.

Saran: Sebaiknya anak tidak memiliki komputer pribadi di kamar mereka. Letakkan komputer di ruang keluarga, sehingga penggunaan komputer dapat dengan mudah di awasi orang tua dan komputer tersebut hanya dipergunakan untuk mengerjakan tugas sekolah dan internet. Penggunaan internet juga harus diawasi oleh orang tua. Orang tua sebaiknya menggunakan program parental control untuk mengatur situs apa saja yang aman untuk diakses oleh anak. Komputer tersebut dapat diakses oleh semua anggota keluarga, namun tidak boleh dipergunakan untuk bermain atau untuk mengunjungi situs-situs yang mengandung kekerasan dan pornografi. Selain itu penggunaan komputer untuk bermain game sebaiknya juga dilarang karena bermain game komputer dapat membuat anak terlalu lama menghabiskan waktu di depan komputer, hal ini dapat pula mengganggu kesehatan mata anak. Untuk penggunaan telepon genggam, jika orang tua merasa anak perlu untuk memiliki telepon genggam, berikan telepon genggam dengan fungsi yang terbatas hanya untuk komunikasi. Telepon genggam yang memiliki banyak fitur seperti bluetooth, MMS dan internet dapat memberi dampak negatif bagi anak, contohnya terdapat beberapa kasus dimana siswa menyebarkan gambar porno kepada teman-temannya melalui telepon genggam yang memiliki fitur-fitur tersebut.

b. Televisi bukan merupakan hiburan utama, dan pemakaiannya harus dibatasi.
Seperti komputer, sebaiknya anak tidak memiliki televisi pribadi di kamar. Televisi hanya ada di ruang keluarga, dan hal ini berlaku juga untuk orang tua. Orang tua sebaiknya menyeleksi tontonan anak dengan membaca resensi acara dan menonton acara tersebut terlebih dahulu. Pilihlah tontonan yang menghibur tetapi juga mendidik, sesuai dengan umur anak, tidak mengandung unsur-unsur kekerasan dan sex. Setelah orang tua menyeleksi tontonan yang tepat bagi anak, beri anak batasan waktu untuk menonton televisi dalam sehari (misalnya 3 jam dalam satu hari) kemudian libatkan anak dalam memilih tontonan-tontonan yang telah diseleksi tersebut.

4. Kegiatan dan hiburan alternative
Orang tua sebaiknya tidak hanya melarang anak, tetapi juga memberikan solusi hiburan alternatif bagi anak.
a. Orang tua dapat memilih koleksi DVD film dan dokumenter sebagai alternatif tontonan televisi. Contoh: film dokumenter tentang flora dan fauna seperti film-film dari “National Geographic”, atau film untuk semua umur seperti “Free Willy”, “Children of Heaven”, dan lain sebagainya.
b. Setiap keluarga sebaiknya memiliki koleksi buku-buku yang berkualitas. Mulai dari buku-buku pengetahuan umum, buku-buku yang dapat menyalurkan hobi anak (contoh: buku kerajinan tangan, dan lain sebagainya), novel, hingga buku-buku dongeng klasik.
c. Orang tua sebaiknya banyak meluangkan waktu untuk bermain dan berkomunikasi dengan anak. Kumpulkan berbagai macam ide untuk aktivitas bermain di rumah. Untuk anak-anak yang sudah beranjak dewasa, bermain kartu, atau game board seperti monopoli, catur, othello dan lain sebaginya dapat digunakan sebagai alternatif video game. Bermain atau beraktifitas dengan melibatkan anggota keluarga lain dapat mempererat hubungan antar anggota keluarga. Terlebih lagi, kegiatan seperti ini dapat mendukung komunikasi sang anak dan orang tua. Orang tua mempunyai kesempatan untuk memahami dan mengenali anak, begitupun sebaliknya.
d. Libatkan anak dengan kegiatan-kegiatan yang membuat dia banyak berinteraksi dengan teman sebayanya. Hal ini dapat membantu anak untuk belajar berinteraksi dengan teman sebaya, bekerja sama, bertoleransi dan meningkatkan self esteem anak. Contoh: daftarkan anak untuk menjadi anggota klub olah raga seperti tenis, renang, dan juga ikutsertakan anak ke dalam kegiatan-kegiatan out bound dan lain sebagainya.

Selain beberapa hal yang telah disebutkan di atas, ada hal-hal lain yang perlu dilakukan untuk mendukung keberhasilan diet media bagi anak. Hal-hal tersebut adalah:


1. Membentuk family culture yang baik
a. Luangkan waktu untuk berkomunikasi dengan anggota keluarga.
Seperti yang disebut sebelumnya, komunikasi adalah sesuatu yang vital bagi keluarga. Jadwalkan untuk setiap hari ada waktu untuk semua anggota keluarga berkumpul dan saling berbagi cerita. Contoh: saat makan malam, saat beraktifitas bersama (bermain board game atau berolah raga) atau berekreasi bersama.

b. Luangkan waktu untuk acara keluarga
Setiap akhir minggu luangkan waktu untuk acara keluarga keluar rumah, baik untuk berolah raga, makan di rumah makan, maupun berekreasi. Kegiatan rekreasi out door merupakan alternatif yang baik. Contoh: dufan, sea wold, pergi ke pantai, berkemah di gunung dan lain sebagainya.

c. Budayakan untuk membaca.
Sediakan koleksi buku yang berkualitas dan menarik bagi anak. Hadiahkan buku yang anak minati dan untuk anak usia dini, biasakan untuk membacakan dongeng sebelum tidur.

2. Memberikan nutrisi yang baik bagi anak
Anak yang sehat dan aktif membutuhkan nutrisi yang cukup. Orang tua harus menyusun menu yang dapat mencukupi kebutuhan nutrisi anak. Selalu simpan sayuran segar, sayuran kaleng, sayuran beku, dan buah-buahan di dalam kulkas. Dan selalu sajikan nutrisi yang seimbang setiap hari bagi seluruh keluarga. Libatkan anak dalam menentukan menu harian, dan ajak mereka untuk membantu memasak.

Jika anak dibiasakan untuk aktif, memiliki ikatan batin dengan seluruh anggota keluarganya, mendapatkan nutrisi yang cukup, dan mempunyai alternatif hiburan selain hiburan elektronik, maka anak akan tumbuh menjadi anak yang sehat, aktif dan memiliki self esteem yang tinggi. Hal ini dapat menjadi bekal mereka untuk menjadi manusia dewasa yang sehat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar