Rabu, 08 Juli 2009

Anak Kita adalah Amanah

oleh drh. Widyana Abdullah


Anak kita adalah amanah…
Anak kita adalah belahan jiwa…
Anak kita adalah harapan…
Anak adalah harta yang tak ternilai…

Akhir-akhir ini kita sering mengamati dan sering mendengar keluh kesah orang tua yang merasa prihatin melihat program televisi yang disodorkan oleh beberapa stasiun TV yang ada, sedangkan pengaturan obyek programnya belum ditata dengan baik. Masih banyak diketemukan program-program yang ditampilkan yang apabila hal itu dikonsumsi oleh pemirsa yang tidak tepat maka akan menimbulkan efek yang kurang baik. Sebagai contoh, tayangan film maupun sinetron yang bila kita amati masih kurang tepat baik jam penayangannya, substansi isi cerita yang kadang menggambarkan kekerasan, kebencian, dan kejahatan, yang apabila hal ini ditonton oleh buah hati kita dimana sel-sel syaraf otak mereka sedang tumbuh dengan baik, maka hal ini akan dengan sangat mudah masuk dalam ruang bawah sadar mereka dan mempengaruhi psikologis mereka. Banyak lagi kita menemukan program TV yang tidak sesuai dengan jangkauan umurnya. Sehingga tiba tiba orang tua hanya melihat perubahan perilaku anaknya yang berubah menjadi kasar, sering mengeluarkan kata-kata kotor, dan bahkan berubah menjadi seorang yang pemalas. Apa yang harus orang tua lakukan? Apakah hanya diam dan mengelus dada saja melihat perubahan tingkah laku anaknya? Tentunya tidak.. Saatnya kita harus bertindak.. baik preventif maupun kuratif.

Mengapa tayangan lewat media televisi bisa begitu “menyihir” anak-anak kita? Alasan utamanya adalah karena media televisi ini bersifat audio-visual, yang dapat menghadirkan pengalaman serta fantasi yang seolah-olah dialami langsung oleh si anak. Misalnya, dia sedang menonton adegan pertarungan, maka dalam fantasi si anak seolah-olah dia sedang bertarung dan berhadapan langsung dengan tokoh yang tidak disukainya. Selain karena perilaku alami anak yang selalu ingin meniru, mencoba hal yang baru serta tingginya daya imaginasinya maka secara reflex, anak anak tersebut akan menirukan adegan perkelahian seperti yang ada di dalam tayangan TV. Dan bagi mereka hal ini adalah hal yang sangat menyenangkan.

Sebenarnya apa penyebab mereka sangat menyukai duduk berlama-lama di depan “kotak ajaib” itu? Beberapa hal yang mempengaruhi antara lain :
1. Lingkungan Keluarga. Sebagai orang tua, kita jangan malu untuk mengevaluasi diri, apakah kita juga hobi berlama-lama duduk di depan TV? Orang tua adalah panutan bagi anak-anaknya. Semua sikap dan tingkah laku orang tua akan dengan mudah ditiru oleh anak-anaknya.
2. Peran Pengasuh. Jika kedua orang tuanya bekerja, perlu diselidiki apakah orang yang ada di rumah (misalnya: babysitter / pembantu rumah tangga, kakek/nenek, dll) juga mempunyai kebiasaan menonton tayangan sinetron atau program televisi dewasa lainnya di saat yang sama saat mengasuh buah hati kita.
3. Agenda Kegiatan yang Positif. Kadang anak-anak tidak dilibatkan dengan kegiatan yang positif yang dapat mendominasi waktunya, untuk dapat mengisi waktu kesehariannya.
4. Fasilitas TV Pribadi di kamar anak. Pada keluarga yang dilimpahi materi yang berlebihan, terkadang di setiap kamar anak diberikan fasilitas TV. Hal ini tentunya akan menyulitkan orang tua untuk mengawasi detail kegiatan mereka, sehingga mereka dengan bebas menonton semua jenis tayangan TV baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan.

Kemudian pertanyaannya adalah, langkah apakah yang harus dilakukan guna meminimalkan efek negatif dari “jahatnya” tayangan anak yang tidak “berjiwa” anak? Beberapa hal yang dapat diupayakan antara lain :
1. Orang tua sebagai suri tauladan yang baik. Sebagai orang tua, berikan contoh / teladan yan baik. Jalin kerjasama dengan anggota keluarga yang lain, juga dengan babysitter/pembantu rumah tangga kita, untuk menjadi contoh yang baik untuk buah hati kita.
2. Libatkan mereka dengan kegiatan yang bermanfaat. Misalkan : mengikuti les sesuai dengan hobi / bakatnya, membaca buku cerita, ikut klub olahraga, dll.
3. Buatlah jadwal menonton program TV yang mereka sukai. Buat dengan kesepakatan bersama, tayangan apa yang dia suka (kita juga menyetujui) dan beri batasan waktu untuk menontonnya. Maksimal satu hari dua jam saja.
Lakukan pendampingan saat anak menonton program TV yang mereka sukai.
4. Jangan menempatkan TV di kamar anak. Lebih baik menempatkan TV di ruang tengah/ruang keluarga, dimana kita bisa lebih mudah mengawasi mereka.

Sebagai orang tua, apalagi seorang ibu, alangkah bangga dan bahagia nya kita saat anak-anak kita, tumbuh dengan jiwa mereka yang murni, keceriaan mereka yang alami, tanpa dicemari dari hal-hal yang begitu dekat dengan kehidupan kita…yaitu TELEVISI!!!
Alangkah indahnya jika apa yang kita upayakan ini, didukung pula oleh semua stasiun TV untuk menyajikan program TV anak-anak yang sesuai dengan jiwa mereka. “Marilah, mulai dari sekarang, untuk bertanggung jawab bersama atas masa depan anak-anak kita, karena mereka adalah tunas-tunas bangsa.”




Daftar Pustaka

Cara Jitu Atasi Perilaku Buruk Anak, Achmad Suhendi, dkk, Agustus 2004, PT. Gramedia, hal. 31-33

Tidak ada komentar:

Posting Komentar